Ceramah Tarawih 10 Mei

Sebuah text ceramah yang saya sampaikan saat taraweh malam itu yang mengingatkan diri saya dan pembaca untuk teruslah "membaca".


Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh.

Para hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT, puji syukur kita panjatkan yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga pada kali ini kita semua dapat berkumpul di tempat sederhana ini dalam keadaan yang sehat. Alhamdulillah.

Solawat teriring salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, 

Hadirin jamaah masjid Al-hikmah yang dirahmati Allah SWT. Di malam yang ke-25 ini, marilah kita terus meningkatkan taqwa kita kepada Allah salah satunya dengan terus membaca Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah wahyu, serta pendoman hidup kita, yang proses turunnya Al-Quran tahapannya juga merupakan wahyu. Ayat yang pertama kali diturunkan di Al-Quran adalah Iqra, yang artinya bacalah. Sebagai ayat yang diturunkan pertama, perintah membaca ini memiliki makna lebih. Perintah ini mendakan sebelum kita melaksanakan amalan lainnya kita diminta untuk membaca. Namun pada kesempatan kali ini saya tidak bahas lebih dalam karena keterbatasa ilmu saya.

Bagi saya pribadi, perintah ini membekas kepada diri saya. Perintah untuk membaca, dan lebih dalam lagi artinya mencari, mengkaji, mempelajari. Sebagai seorang muslim, ketika dulu saya diajarkan mengenai ayat ini, membekas di benak saya adalah seorang muslim harus lah cerdas. Teringat cerita-cerita pada masa lampau bagaimana islam dapat menguasai ilmu pengetahuan

1.    Al-Jabar

2.    Al-khawarizmi

3.    Ibu Sina

Dan masih banyak lagi. Melihat kondisi sekarang, tentu jauh dari masa kejayaan tersebut. Jika kita lihat, hal ini tak jauh dari kurangnya perhatian kita untuk mengajarkan kepada generasi selanjutnya seberapa penting minat membaca. Kalau saya lihat anak-anak saat ini lebih senang untuk bermain game daripada untuk membaca. Namun, disamping itu kita perlu bertanya berapa banyak buku yang telah kita sediakan dirumah, ataupun di madrasah.

Bapak ibu jamaah yang dirahmati Allah, penyakit ini kerap yang menjadi permasalahan di Indonesia, dari tingkat Pendidikan dasar hingga Pendidikan tinggi. Menurut PISA kita berada pada urutan 72 dari 80 negara yang terindeks, bukan prestasi baik bagi negara dengan jumlah penduduk yang besar. Jumlah penduduk Indonesia yang besar ini bapak-ibu sekalian disebut sebagai bonus demografi dimana Angkatan kerja lebih banyak daripada Angkatan tua. Kalau dapat dimanfaaatkan adalah sebuah potensi besar sebagaimana telah dimanfaatkan oleh negara seperti China, Korea, dan India. Hal ini terlihat dari kondisi saat ini lebih banyak melihat produk-produk elektronik dari semenanjung korea ini dibandingkan dengan produk eropa.

Efek dari rendah nya tingkat literasi negara kita juga berdampak terhadap hasil publikasi, atau tulisan yang kita keluarkan. Secara singkat, dalam dunia penelitian seorang peneliti dituntut untuk menghasilkan pubilkasi, seperti paten atau jurnal. Sayangnya berdasarkan score jumlah sitasi / dokumen, Indoneisa berada diurutan 57 bahkan kita dibawah filipina. Ini menjadi hal yang mengkhawatirkan karena kedepannya jika negara kita ingin menjadi negara maju, sebuah terobosan-terobosan, inovasi-inovasi diperlukan agar negara kita tidak hanya jadi negara konsumen. Oleh sebab ini lah jika dikatakan negara kita mau maju, masih sangat jauh apalagi kalau perhatian pemerintah masih terfokus pada barang-barang jadi.

Kembali ke topik kita soal Iqro, membaca. Di bulan Ramadhan ini, Al-Quran turun dan di bulan ini lah pahala membaca Al-Quran ini akan dilipat gandakan. Namun apakah hanya membaca Al-Quran, akan lebih baik lagi jika kita juga memahami makna dibalik ayat-ayat yang indah tersebut. Al-Quran diturunakn kepada kita umat akhir zaman, didalamnya kita melihat tanda-tanda akan kebesaran Allah, sehingga Al-Quran dikatakan sebagai book of sign. Jika kita menilik kembali Al-Quran merupakan salah satu mukjizat Rasul SAW. Berbeda dengan nabi-nabi terdahulu, mukjizat terbesar nabi Muhammad adalah Al-Quran. Kita ambil contoh Nabi Isa, dimana beliau menghidupkan Kembali orang yang sudah mati. Nabi Musa membelah lautan. Mukjizat dari Nabi dan Rasul ini berkaitan dengan kondisi pada saat itu, berkaitan denga napa yang diterima dan apa yang membuat takjub umat pada zaman itu sehingga percaya dengan Rasul. Nabi Muhammad SAW ini unik karena mukjizat terbesar nya disamping berbagai mukjizat lainnya adalah Al-Quran. Al-Quran sebagai pedoman manusia akhir zama ini memiliki hal yang unik karena didalamnya berisi akan hal logis. Pada umat akhir zaman ini, kita menjunjung tinggi sains, bukan magic. Oleh sebab itu lah Al-Quran ini diturunkan dan banyak didalamnya kita menemukan adanya tanda-tanda sains. Salah satu yang bisa saya tunjukkan disini dalam

وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّيْلَ وَا لنَّهَا رَ وَا لشَّمْسَ وَا لْقَمَرَ ۗ كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ
wa huwallazii kholaqol-laila wan-nahaaro wasy-syamsa wal-qomar, kullung fii falakiy yasbahuun
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.”(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 33)

Quran diturunkan pada abad ke -7. Pada abad ke-16 lah baru pertama kali manusia sadar melewati galileo galilei. Saat itu, galileo mencanangkan adanya Heliosentris, dimana pada saat itu Katolik Roma menyakini ada di dalam Al-Kitab bahwa bumi ini sebagai pusat atau geosentris yang mengakibatkan galileo dipenjara.

Dari sini kita juga tau bahwa kita sebagai umat akhir zaman harus juga berfikir logis dan percaya akan sains. Salah satunya saat kita diingatkan bahwa covid itu ada, dan benar secara sains. Maka kita harus berhati-hati. Jangan sampai kita terlena sehingga melonggarkan protokol kesehatan jika kita tidak ingin seperti India. Akhir kata, saya ingin bercerita sedikit soal Covid yang ada di India. India itu juga sama seperti Indonesia, dimana mereka mengadakan sebuah acara keagamaan dan juga acara politik sehingga ribuan orang berkumpul dan mandi di tempat yang sama. Dari sana lah saat ini 350 ribu orang positif covid tiap harinya. Jika kita tidak hati-hati, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi India selanjutnya. Akhir kata, saya minta maaf kalau ada salah kata. Wassalamualaikum wr. Wb.


Popular Posts