Ketika Polusi Cahaya...
Hai, Lookup the Sky
Malam minggu kemarin saya terjebak di macet yang begitu membosankan di Jl.Ir.H.Juanda atau orang Bandung biasa sebut Dago. Yang lebih parahnya lagi saya tidak terjebak di dalam mobil yang nyaman melainkan di sebuah sepeda. Ya memang sudah menjadi hobi saya untuk bersepeda kemana-pun saya pergi. Back to the topic, saat itu saya bosan dan mengambil jalan yang sedikit memutar dan duduk di sebuah trotoar. Melihat kelangit mencari bintang. Teringat saya dulu kecil menghitung bintang yang ada dilangit yang kata bapak saya itu mustahil. Sekarang mudah sekali hanya 1 yang terlihat.
Langit itu begitu indah ketika saya kecil ataupun saat saya sedang bepergian keluar kota seperti gambar dibawah ini
Mungkin beberapa diantara kita bertanya tanya kemana semua bintang pergi. Mungkin sebagian juga tidak. Bintang tetap disana, namun ada yang menghalangi. Mari kita kembali sekitar 135 tahun yang lalu.
Thomas Alfa Edison setelah beribu-ribu kali kegagalannya ia akhirnya berhasil membuat mentahan dari apa yang sekarang kita sebut dengan lampu. Orang yang telah membawa manusia dari gelap malam ke gemerlap malam. Hasilnya kita dapat nikmati hampir dalam semua aspek kehidupan. Inilah yang menjadi penyebab utamanya. Kalau tidak percaya ini penjelesannya
Penggunaan cahaya yang kurang termaksimalkan kebawah sehingga cahaya tertembak bebas ke atas. Inilah yang disebut dengan polusi cahaya. Banyak kerugian yang diakibatkan seperti langit yang terang, silau, dan gangguan hak sekitar. Lebih dari itu pemborosan ENERGI.
Bagaimana cara penanggulangannya? Ada beberapa cara seperti :
1. Menggunakan tudung untuk lampu yang ada diluar
2. Seminimal mungkin menggunakan lampu
3. Hemat menggunakan barang yang bercahaya.
Oh ya buat pembaca yang mau ngeliat langit namun tidak dengan Distorsi nya bisa lihat disini Telescpoe Software
Malam minggu kemarin saya terjebak di macet yang begitu membosankan di Jl.Ir.H.Juanda atau orang Bandung biasa sebut Dago. Yang lebih parahnya lagi saya tidak terjebak di dalam mobil yang nyaman melainkan di sebuah sepeda. Ya memang sudah menjadi hobi saya untuk bersepeda kemana-pun saya pergi. Back to the topic, saat itu saya bosan dan mengambil jalan yang sedikit memutar dan duduk di sebuah trotoar. Melihat kelangit mencari bintang. Teringat saya dulu kecil menghitung bintang yang ada dilangit yang kata bapak saya itu mustahil. Sekarang mudah sekali hanya 1 yang terlihat.
Langit itu begitu indah ketika saya kecil ataupun saat saya sedang bepergian keluar kota seperti gambar dibawah ini
Dan inilah yang saya lihat saat ini
Mungkin beberapa diantara kita bertanya tanya kemana semua bintang pergi. Mungkin sebagian juga tidak. Bintang tetap disana, namun ada yang menghalangi. Mari kita kembali sekitar 135 tahun yang lalu.
Thomas Alfa Edison setelah beribu-ribu kali kegagalannya ia akhirnya berhasil membuat mentahan dari apa yang sekarang kita sebut dengan lampu. Orang yang telah membawa manusia dari gelap malam ke gemerlap malam. Hasilnya kita dapat nikmati hampir dalam semua aspek kehidupan. Inilah yang menjadi penyebab utamanya. Kalau tidak percaya ini penjelesannya
Penggunaan cahaya yang kurang termaksimalkan kebawah sehingga cahaya tertembak bebas ke atas. Inilah yang disebut dengan polusi cahaya. Banyak kerugian yang diakibatkan seperti langit yang terang, silau, dan gangguan hak sekitar. Lebih dari itu pemborosan ENERGI.
Bagaimana cara penanggulangannya? Ada beberapa cara seperti :
1. Menggunakan tudung untuk lampu yang ada diluar
2. Seminimal mungkin menggunakan lampu
3. Hemat menggunakan barang yang bercahaya.
Contoh penggunaan lampu luar yang tepat
Memang sudah ada terobosan yang dikeluarkan didunia ini. yaitu Earth Hour. Cek tanggalnya dilink sebelah. Tapi itu kan sekali setaun, jadi kenapa kita harus nunggu setaun ya gak sih?Oh ya buat pembaca yang mau ngeliat langit namun tidak dengan Distorsi nya bisa lihat disini Telescpoe Software